Berita Terkini

Audiensi ADN, KPU Ungkap Pentingnya Transparansi

Jakarta, kpu.go.id - Sejumlah praktisi kepemiluan internasional yang tergabung dalam Asia Democracy Network (ADN) menyambangi Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, di Jakarta untuk beraudiensi bertanya tentang pengalaman menyelenggarakan pemilu di Tanah Air.

Rombongan yang terdiri dari Esham Salam, Jeffry FK Phang (Persatuan Penduduk Petaling Jaya (MYPJ), Cameron Kang Yau Chuang (majlis perbandaran Seberang Perai), Beverly Joeman (Gabungan Pilihan Raya) serta Lee Heon Yoon (Korea Democracy Foundation) diterima langsung Ketua KPU RI Arief Budiman diruang kerjanya Senin (17/12/2018).

Satu persatu pertanyaan pun dijawab dengan jelas oleh Arief. Seperti ketika Esham bertanya tentang cara KPU menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga dan hasil pemilu. Oleh mantan Anggota KPU Jawa Timur ini, direspon bahwa untuk menjaga kepercayaan maka KPU harus mengedepankan transparansi dan integritas dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Sebab dengan dua itu maka masyarakat juga dapat ikut mengawasi jalannya pemilu. “Semua orang juga bisa mengetahui hasil, yang terpercaya,” ujar Arief.

Transparansi dilanjutkan Arief tidak hanya seputar tahapan yang dijalankan, tapi masyarakat di Indonesia juga diberikan ruang seluas-luasnya untuk melihat anggaran yang digunakan.

Jawaban lugas juga disampaikan Arief saat Beverly Joeman bertanya tentang pendataan pemilih di Indonesia. Pria 44 tahun mengatakan bahwa KPU di Indonesia telah memiliki sistem yang dapat mendeteksi kegandaan pemilih dan memastikan bahwa pemilih menggunakan satu haknya di hari pemungutan suara.

Arief juga menegaskan bahwa di Indonesia setiap satu suara sangat diperjuangkan. Termasuk bagi mereka yang belum masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) maka yang bersangkutan tetap dapat menggunakan hak pilihnya dengan membawa kartu identitas diri ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) setempat. “Hanya dengan menunjukkan identitas, tapi di satu jam terakhir. Dan ketika ada surat suara tersedia. Ketika tidak ada surat suara tersedia maka dia akan mendapat surat pengantar dari TPS untuk mendatangi TPS terdekat yang tersisa surat suaranya,” jelas Arief.


Usai berbincang kurang lebih satu jam, pertemuan pun diakhiri dengan penyerahan buku kepemiluan, foto bersama dan tukar cinderamata. (hupmas kpu ri dianR/foto: ieam/ed diR)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 854 kali